sebenernya udah lama pengen main kesini namun baru liburan imlek kemarin kesampaian ke sini. sempat ada keraguan pas mau main kesini karena menurut info jalan kesini sangat terjal, jadi ragu kendaraan yang kupakai kuat nanjak atau engga. tapi seperti orang jawa pada umumnya yang penting berangkat dulu ada masalah pikir belakangan ha ha....
jam 03.00 dini hari aku udah bangun. packing2. tapi tetep aja berangkatnya habis sholat subuh hede...w. , meluncur dari ungaran jam 4.50 jalan santai aja 60-80 kpj, rute yang tak ambil ungaran - boyolali - solo - karanganyar. berhenti 2x beli snack di miinimarket sama sarapan timlo di karanganyar. berhenti sekali lagi di spbu habis sarapan perut bini langsung mules hi hi.... sampai candi cetho jam 08.30.
dari karanganyar ambil aja arah tawangmangu sampai ketemu pertigaan yang ada gerbang tulisan kawasan wisata sukuh - cetho, ambil kiri ikuti jalur aja banyak petunjuk jalannya. ada beberapa obyek wisata di kawasan ini yang sejalur dari bawah kalau diurutkan curug jumog - candi sukuh - curug parang ijo - candi cetho.
|
pertigaan ini ambil kiri ( foto google street view ) |
Candi cetho sengaja aku jadikan destinasi pertama karena kalau pagi pasti masih sepi candinya, logikanya wisatawan pasti akan memilih ke curug jumog terlebih dahulu, sebelum sampai ke cetho akan melewati kebun teh kemuning. mumpung masih sepi, dan pemandangannya berkabut akhirnya minggir dulu buat narsis ahay....
|
kebun teh dan kabut yang syahdu |
pas balik dari cetho tempat yang buat aku foto diatas ternyata full muda mudi yang mau berfoto ha ha untung pas berangkat dah berhenti disitu dulu. lanjut perjalanan, sampai disini aman2 saja tanjakan masih dibilang umum lah gigi 2-3 masih kuat, begitu masuk gapura wisata candi cetho makjang tanjakannya ajib, cuman bisa gigi 1 sambil dibantu doa,
yang parah jalannya kadang letter U nikung langsung nanjak parah, pas tikungan terakhir hampir sampai parkiran, ternyata di depan ada bus kecil jalan pelan bingit. wha ini yang repot. terpaksa ngurangin gas kalau ga itu bus udah kesundul, pas liat rpm ternyata udah dibawah 1000 rpm dan hasilnya tenaga mesin langsung drop mesin mati pas di tanjakan terjal. kamfret kan. parahnya lagi angkatan lagi ga kuat. untung di belakang sepi. akhirnya mundur dulu nyari tanjakan yang ga begitu terjal. mulai angkatan lagi akhirnya kuat juga selamat sampai parkiran ha ha... tempat wisata yang ngeri2 sedap.
|
parkiran dan loket masuk candi cetho |
tiket masuk ke candi cetho rp 7000,- / orang. pengunjung wajib memakai kain kampuh ( kain motif papan catur ).
sekilas tentang candi ini diperkirakan dibangun pada masa berakhirnya kerajaan majapahit atau akhir abad ke 14. tetapi juga ada yang bilang kalau candi ini sudah ada jauh sebelum abad ke 14. komplek candi ini teras bertingkat, terpengaruh budaya animisme. kalau kuhitung total ada 9 teras.
penggalian reruntuhan candi ini pertama kali dilakukan pada tahun 1928 oleh dinas purbakala hindia belanda. kemudian dipugar lagi oleh sudjono asprinya soeharto presiden ri ke II. banyak arkeolog yang bilang kalau pemugarannya asal atau tidak sesuai aslinya, yang sering dibilang tidak sesuai adalah gapura depan, bangunan kayu, arca sabdapalon, naya genggong, brawijaya V. phalus dan bangunan kubus di puncak candi.
|
site plan komplek candi cetho |
Menaiki anak tangga pertama sampai diatas kita akan menemukan dua buah arca yang disebut nyai gemang arum, lanjut naik tangga kedua juga ada 1 buah arca lagi.
|
nyai gemang arum |
|
arca setelah tangga ke 2 |
naik lagi ketemu gapura utama. gapura ini yang dibilang bentuknya ga orisinil, bentuknya mirip2 pura di bali ya.
|
gapura utama |
masuk gapura utama merupakan teras ke III paling luas halamannya di depan gapura ada tangga kecil bekas reruntuhan dibelakangnya ada 1 bh arca, di pojok kiri ada bangunan seperti pendopo tinggi 1m trus ada atapnya di dalamnya ada tempat dupa. ini merupakan petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur desa cetho. sisa halaman ini hanya berupa taman
|
teras ke III |
|
petilasan Ki Ageng Krincingwesi |
|
didalamnya ada tempat dupa |
|
arca dibelakang gerbang utama |
dari teras III naik ke teras IV harus melewati gapura yang nampaknya masih asli, bentuknya beda dengan gapura utama, di belakang gapura ada 2 arca yang disebut arca nyai Agni, di teras ini lantainya terdapat susunan batu membentuk phalus ( alat kelamin pria ) garuda yang dipunggungnya ada kura kura,
|
susunan batu di lantai |
|
bentuk asli gapura dan arca nyai Agni |
dari teras IV mau naik ke teras V harus menaiki anak tangga dengan gapura yang sudah tidak berbentuk
|
gapuranya tinggal puing2 |
di teras lima hanya halaman tidak ada bangunan di sebelah kiri hanya susunan batu membentuk kotak di dalamnya ada arca kura kura, tangga naik ke teras VI masih rapi di depan tangga ada 2 buah arca mungkin tangga ini hasil pemugaran tahun 1970
|
arca kura kura |
|
susunan batu yang masih rapi |
teras VI dan VII hanya bangunan pendopo/ gazebo berlantai batu tanpa dinding. ada beberapa kentongan digantung di pendoponya
|
pendopo tanpa dinding |
|
kentongan kayu |
di teras ke VI ini ada jalan menuju puri saraswati dan candi kethek
|
gapura teras ke VII |
memasuki teras ke VIII ada bangunan dari kayu 3 buah di sebelah kanan dan 3 buah di sebelah kiri, bangunan yang dekat gapura ada dinding bentuk letter u, 1 sisi tanpa dinding/ pintu, bangunan yang di sebelah utara dan selatan ada dindingnya dan didepan dikasih pintu, katanya buat menyimpan benda2 pusaka, sedangkan dua bangunan lainnya berisi arca sabdopalon dan nayagenggong
|
arca sabdopalon |
|
arca nayagenggong |
|
gapura yang segaris lurus |
teras terakhir atau teras tertinggi isinya sama dengan teras ke VIII cuman disini ada candi utama yang diatasnya dijadikan tempat berdoa ada bangunan berbentuk kubus, yang membedakan lagi adalah arcanya yang kiri arca phalus yang kanan arca brawijaya V. sempat nguping kuncennya ngasih keterangan ke pengunjung bangunan kayu yang ada pintunya katanya dulu pernah buat bersemedi ketiga presiden RI, Soekarno, Suharto dan SBY. padahal bangunan kayu dibikin pada tahun 1970. ha ha... mungkin Pak Karno semedi di reruntuhannya.
|
arca brawijaya V |
|
arca phalus |
|
bangunan kayu dengan pintu |
|
bangunan kayu |
candi utama berbentuk persegi panjang. beda dengan candi umumnya yang berbentuk persegi, di tangganya ada pintu besi, kalau mau berdoa di atas nanti dibukain sama kuncennya. kebetulan kemarin ada yang berdoa di atas, jadi dibukain pintunya nah pas turun trus kuncennya membuka rumah kayu yang buat semedi, kesempatan buat naik ke atas he he...
|
tampak depan candi utama |
|
candi utama dari belakang |
|
kubus di atas candi |
|
di atas candi |
Overall biarpun jalannya ngeri2 sedap, tapi ga rugilah sampai kesini, hawanya adem berkabut. bikin betah.