Jumat, 12 Februari 2016

GALERI FOTO BUNGA

bunga di halaman candi cetho
Kadang kalau pas ngetrip, sering kujumpai bunga bunga di sepanjang jalan yang kulalui, timbullah keisenganku untuk menjepretnya. seperti mawar merah dan putih ini kujumpai di desa sidomukti
mawar merah

mawar putih, embunnya bukan asli embun, tapi dari ,,,,,,, hi hi,,, 
pas hiking via mawar ke promasan juga
ga tau namanya

susah foto yang ini, goyang terus kaya inul lagi ngebor
yang paling banyak di depan rumah biyung. di desa promasan di lereng gunung ungaran. beliau suka menanam bunga



bosan di PIM ( pondok indah mertua ). di halaman rumah ada bunga, jepret lagi hi hi,,

lagi joging bunga di pinggir sawah juga ga luput dari bidikan

ini di daerah karanganyar. 
ada yang bilang ini parijoto, ga tau beneran parijoto atau bukan karena ini bukan di muria

Rabu, 10 Februari 2016

OMAH KODOK TEH DAN RESTO

tepi kanan sungai jalan setapak dari parkiran
Puas menikmati candi cetho jadi laper, karena tujuan berikutnya adalah Candi Sukuh, ada beberapa alternatif tempat makan yang ada di antara Candi Cetho dan Candi Sukuh. yang terkenal adalah Ndoro Donker dan Bale Branti tapi mau ke salah satu dari dua tempat itu pasti penuh kalau pas liburan gini. sebelum berangkat sempat browsing2 ketemu 2 tempat lagi Omah Kodok Teh & Resto dan Saung 7 Pancuran. sebenernya ada 1 tempat lagi Resto Kemuning indah.

Bagiku makan dimana aja ga masalah lidahku ga rewel2 amat. tetapi kalau bawa anak balita faktor kebosanan anak jadi pertimbangan juga. kalau udah bosan hadeh rewelnya minta ampun. akhirnya kupilih Omah Kodok Teh & Resto.
depan resto, tampak sepi
lokasinya di ngargoyoso, karanganyar koordinatnya S 7◦35’54.21” E 111◦7’25.90”

dari depan kelihatan kecil, sepi, tapi ternyata parkir mobil masuk lewat samping restonya. dan ternyata rame juga ha ha.....,

karena parkirnya di belakang resto, masuk ke restonya lewat belakang, melalui jalan setapak di pinggiran kebun teh. nyebrang sungai meniti jembatan bambu. vintage banget. di pinggir sungai dibikin taman buat santai sambil ngawasin anak2 yang main air di sungai

tampak dari parkiran di belakang

meniti tangga bambu
Restonya ga begitu besar, di depan ada kasir dapur dan toilet. kemudian bangunan utama 2 lantai, lanjut bangunan tanpa dinding 1 lantai.  di tepi sungai ada gazebo  memanjang. dan gazebo persegi 2 unit. di tengah2 ada taman dan beberpa meja makan outdoor dengan bangku dari batang pohon
kasir dan dapur
bangunan utama 2 lantai
bangunan utama 1 lantai
gazebo memanjang

gazebo single
Karena dari tadi si kecil udah merasa bosan waktu di candi cetho. liat air langsung hawanya ingin nyebur aja. sambil nungguin pesanan datang bisa sambil main air dulu
ga pake lama langsung nyebur
kurang lebih 15 menit pesanan datang, saatnya ngeteh dulu
ternyata tempatnya penuh, asikin aja dapet meja di taman
nasi nila bakar
nasi pecel ikan wader
masakannya menurutku biasa saja, ga begitu istimewa masakannya. cuman dapet suasananya aja. teh 1 teko Rp. 15.000,- pisang goreng isi 4 Rp 7.500,-  total plus nasi + nila bakar dan nasi pecel ikan wader  kemarin cuman habis 50an ribu. masih terjangkau lah harganya
apapun makanannya minumnya tetap ngedot ha ha...

Selasa, 09 Februari 2016

CANDI CETHO



sebenernya udah lama pengen main kesini namun baru liburan imlek kemarin kesampaian ke sini. sempat ada keraguan pas mau main kesini karena menurut info jalan kesini sangat terjal, jadi ragu kendaraan yang kupakai kuat nanjak atau engga. tapi seperti orang jawa pada umumnya yang penting berangkat dulu ada masalah pikir belakangan ha ha....

jam 03.00 dini hari aku udah bangun. packing2. tapi tetep aja berangkatnya habis sholat subuh hede...w. , meluncur dari ungaran jam 4.50 jalan santai aja 60-80 kpj,  rute yang tak ambil ungaran - boyolali - solo - karanganyar. berhenti 2x beli snack di miinimarket sama sarapan timlo di karanganyar. berhenti sekali lagi di spbu habis sarapan perut bini langsung mules hi hi.... sampai candi cetho jam 08.30.

dari karanganyar ambil aja arah tawangmangu sampai ketemu pertigaan yang ada gerbang tulisan kawasan wisata sukuh - cetho, ambil kiri ikuti jalur aja banyak petunjuk jalannya. ada beberapa obyek wisata di kawasan ini yang sejalur dari bawah kalau diurutkan curug jumog - candi sukuh - curug parang ijo - candi cetho.
pertigaan ini ambil kiri ( foto google street view )
Candi cetho sengaja aku jadikan destinasi pertama karena kalau pagi pasti masih sepi candinya, logikanya wisatawan pasti akan memilih ke curug jumog terlebih dahulu, sebelum sampai ke cetho akan melewati kebun teh kemuning. mumpung masih sepi, dan pemandangannya berkabut akhirnya minggir dulu buat narsis ahay....
kebun teh dan kabut yang syahdu
pas balik dari cetho tempat yang buat aku foto diatas ternyata full muda mudi yang mau berfoto ha ha untung pas berangkat dah berhenti disitu dulu. lanjut perjalanan, sampai disini aman2 saja tanjakan masih dibilang umum lah gigi 2-3 masih kuat, begitu masuk gapura wisata candi cetho makjang tanjakannya ajib, cuman bisa gigi 1 sambil dibantu doa,

 yang parah jalannya kadang letter U nikung langsung nanjak parah, pas tikungan terakhir hampir sampai parkiran,  ternyata di depan ada bus kecil jalan pelan bingit. wha ini yang repot. terpaksa ngurangin gas kalau ga itu bus udah kesundul, pas liat rpm ternyata udah dibawah 1000 rpm dan hasilnya tenaga mesin langsung drop mesin mati pas di tanjakan terjal.  kamfret kan. parahnya lagi angkatan lagi ga kuat. untung di belakang sepi. akhirnya mundur dulu nyari tanjakan yang ga begitu terjal. mulai angkatan lagi akhirnya kuat juga selamat sampai parkiran ha ha... tempat wisata yang ngeri2 sedap.
parkiran dan loket masuk candi cetho
tiket masuk ke candi cetho rp 7000,- / orang. pengunjung wajib memakai kain kampuh ( kain motif papan catur ).

sekilas tentang candi ini diperkirakan dibangun pada masa berakhirnya kerajaan majapahit atau akhir abad ke 14. tetapi juga ada yang bilang kalau candi ini sudah ada jauh sebelum abad ke 14. komplek candi ini teras bertingkat, terpengaruh budaya animisme. kalau kuhitung total ada 9 teras.

penggalian reruntuhan candi ini pertama kali dilakukan pada tahun 1928 oleh dinas purbakala hindia belanda. kemudian dipugar lagi oleh sudjono asprinya soeharto presiden ri ke II. banyak arkeolog yang bilang kalau pemugarannya asal atau tidak sesuai aslinya, yang sering dibilang tidak sesuai adalah gapura depan, bangunan kayu, arca sabdapalon, naya genggong, brawijaya V. phalus dan bangunan kubus di puncak candi.
site plan komplek candi cetho
Menaiki anak tangga pertama sampai diatas kita akan menemukan dua buah arca yang disebut nyai gemang arum, lanjut naik tangga kedua juga ada 1 buah arca lagi.
nyai gemang arum
arca setelah tangga ke 2

naik lagi ketemu gapura utama. gapura ini yang dibilang bentuknya ga orisinil, bentuknya mirip2 pura di bali ya.
gapura utama
masuk gapura utama merupakan teras ke III  paling luas halamannya di depan gapura ada tangga kecil bekas reruntuhan dibelakangnya ada 1 bh arca,  di pojok kiri ada bangunan  seperti pendopo tinggi 1m trus ada atapnya  di dalamnya ada tempat dupa. ini merupakan petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur desa cetho. sisa halaman ini hanya berupa taman

teras ke III

petilasan Ki Ageng Krincingwesi
didalamnya ada tempat dupa
arca dibelakang gerbang utama
dari teras III naik ke teras IV harus melewati gapura yang nampaknya masih asli, bentuknya beda dengan gapura utama, di belakang gapura ada 2 arca yang disebut arca nyai Agni, di teras ini lantainya terdapat susunan batu membentuk phalus ( alat kelamin pria ) garuda yang dipunggungnya ada kura kura,
susunan batu di lantai 
bentuk asli gapura dan arca nyai Agni
dari teras IV mau naik ke teras V harus menaiki anak tangga dengan gapura yang sudah tidak berbentuk
gapuranya tinggal puing2
 di teras lima hanya halaman tidak ada bangunan di sebelah kiri hanya susunan batu membentuk kotak di dalamnya ada arca kura kura, tangga naik ke teras VI masih rapi di depan tangga ada 2 buah arca mungkin tangga ini hasil pemugaran tahun 1970
arca kura kura
susunan batu yang masih rapi
teras VI dan VII hanya bangunan pendopo/ gazebo berlantai batu  tanpa dinding. ada beberapa kentongan digantung di pendoponya
pendopo tanpa dinding

kentongan kayu
di teras ke VI ini ada jalan menuju puri saraswati dan candi kethek
gapura teras ke VII
memasuki teras ke VIII ada bangunan dari kayu 3 buah di sebelah kanan dan 3 buah di sebelah kiri,  bangunan yang dekat gapura ada dinding bentuk letter u, 1 sisi tanpa dinding/ pintu, bangunan yang di sebelah utara dan selatan ada dindingnya dan didepan dikasih pintu, katanya buat menyimpan benda2 pusaka, sedangkan dua bangunan lainnya berisi arca sabdopalon dan nayagenggong
arca sabdopalon
arca nayagenggong
gapura yang segaris lurus
teras terakhir atau teras tertinggi isinya sama dengan teras ke VIII  cuman disini ada candi utama yang diatasnya dijadikan tempat berdoa ada bangunan berbentuk kubus, yang membedakan lagi adalah arcanya  yang kiri arca phalus yang kanan arca brawijaya V.  sempat nguping kuncennya ngasih keterangan ke pengunjung bangunan kayu yang ada pintunya katanya dulu pernah buat bersemedi ketiga presiden RI, Soekarno, Suharto dan SBY.  padahal bangunan kayu dibikin pada tahun 1970. ha ha...  mungkin Pak Karno semedi di reruntuhannya.
arca brawijaya V
arca phalus
bangunan kayu dengan pintu 

bangunan kayu
candi utama berbentuk persegi panjang. beda dengan candi umumnya yang berbentuk persegi, di tangganya ada pintu besi, kalau mau berdoa di atas nanti dibukain sama kuncennya. kebetulan kemarin ada yang berdoa di atas, jadi dibukain pintunya nah pas turun trus kuncennya membuka rumah kayu yang buat semedi, kesempatan buat naik ke atas he he...
tampak depan candi utama
candi utama dari belakang
kubus di atas candi 
di atas candi 
Overall biarpun jalannya ngeri2 sedap, tapi ga rugilah sampai kesini, hawanya adem berkabut. bikin betah.